27 Februari 2015

Semua ini Membingungkan Bagi Ku

Saat aku mengenal mu hati ini merasa ada yang hampa, tapi apa, aku tak mengetahui apa yang membuat hati ini hampa?. Disaat aku mulai beranjak dewasa aku pernah mendengar bahwa berpacaran itu adalah hal yang positif tapi setelah medengar perkataan dari teman teman ku berpacaran itu memang ada sisi positif dan sisi negatif dan itu tergantung orang yang merasakannya, jadi aku berkata pada diriku keropi kamu harus konsentrasi pada pelajaran bukan hal hal yang dapat membuat mu merasa dirugikan nantinya.
Setelah pulang sekolah dan sampai di rumah aku beristirahat sejenak dengan memikirkan imajinasi/khayalan yang dapat membuat ku sedikit terasa tenang karena sewaktu sekolah tadi pelajaran yang dipelajari semua menguras otak ku dan benar benar membuat bingung itu bisa sedikit terobati.
Tak terasa hari sudah sore dan ku lihat jam di hp telah menunjukkan pukul 16.35 dan tiba tiba hp ku berbunyi dan ternyata ada yang mengirim pesan, sontak dengan perasaan gembira dan tak karuan ini membuat ku salah tingkah dan ku baca ternyata dia juga ada rasa sama diri ku yang sebelumnya aku telah smsan ya itu rahasia ya, tapi ada juga perasaan yang membuat aku sedih karena pada waktu itu dia masih berpacaran dengan teman ku dan itu membuat ku bingung.
Setelah sekian banyak hari berlalu dia yang pernah membuat ku merasakan itu cinta dan dia juga yang telah membuat ku merasakan bagaimana rasa nya sakit hati, dia telah menjaga jarak dari ku dan tidak pernah lagi smsan atau pun sedikit mengobrol di kelas, aku merasakan sakit hati yang teramat dalam setelah mendengar apa yang seharusnya dia katakan langsung kepada ku dan seharusnya tidak memberiku harapan untuk menyukainya dari mulut sahabat ku sendiri, setelah mendengar apa yang membuat aku sakit hati aku langsung berkata pada diriku, “keropi kamu itu seharusnya tidak menyukai dia kamu itu seharusnya tidak mengatakan hal itu dan kamu itu sudah sepatutnya untuk membenci dan tidak mempercayai dia yang berwajah malaikat tapi berhati tidak jujur itu”, dan saat aku mengatakan hal itu pada diri ku sendiri aku menjauhinya dan berusaha melupakannya namun itu semua sia sia, aku tetap tidak bisa melupakan rasa itu untuk waktu yang lama tapi aku dan dia masih tetap sahabatan.

Perlukah Aku Berbicara Banyak Masalah Hati?

Mengingat apa yang sudah aku lalui hingga sejauh ini, lika-liku hidup, ratusan persimpangan juga keteguhan hati yang seringkali terombang ambing. Sadar, aku bukan apa-apa di mata Mu ya Tuhan. Saat tak ada seorang pun yang mengerti perasaanku, saat tak satu pun paham akan mauku.. hanya berbincang dengan Mu lah aku merasakan ketenangan batin yang luar biasa.
Termasuk berbicara masalah hati, hanya bersama Mu aku begitu leluasa berbagi keluh kesah yang dirasakan hati. Ya, meskipun tak berjawab tapi aku tahu Tuhan mendengarkan semua ungkapanku dan aku percaya akan ada rencana-rencana baik yang Tuhan simpan untukku. Sampai saat menulis ini aku masih dalam keadaan bimbang. Perasaanku yang sejak dari tadi kalut seakan semakin menjadi-jadi ditambah gerak pikirku yang tak berarah.
Yang pasti, aku sedang memutar ingatanku, mengenang kisah-kisah absurd nan indah yang terjadi bersama teman-temanku berjalan tiga tahun ini. Tawa kecil hingga rasa sebal tak terhindar kala mengingat perjalanan kami. Tapi apapun itu, akan ada tempat tersendiri di hati dan memori otakku untuk hal yang teramat istimewa ini. Kelak di masa yang akan datang aku berharap Tuhan memberiku kesempatan mempunyai keluarga kecil, dan akan aku ceritakan kepada mereka kalau aku pernah begitu bahagia melalui perjalanan panjang mencari jati diri bersama teman-temanku..

Namun ada yang lain, yang membuatku begitu kalut. Aku tak paham bagaimana mengartikan keadaan ini, perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang kutahu. Berada di posisi ini benar-benar menerbangkan ingatanku pada masa sulit dimana sakit hati bukan disebabkan karena orang lain semata, tapi karena diri kitalah yang membiarkan keadaan itu menyakiti kita. Tak jujur, tak saling mengungkapkan, bersama tapi tak pernah tau ada perasaan berbeda di dalamnya. Perih bukan? Salah siapa? Mari introspeksi diri
Jika boleh meminta Tuhan, aku ingin saat ini, saat dimana aku membutuhkan seseorang untuk menguatkanku. Aku ingin sosok itu nyata. Sosok yang mampu membuatku nyaman, sosok baik, menguatkan, mendukungku, membantuku dan menemaniku memperjuangkan masa depan. Sampai saatnya aku berhasil menjadi sosok kebanggaan kedua orangtuaku.
Ku tau tak mudah, tapi akan ada kepuasan tersendiri ketika aku berhasil memperjuangkan mauku. Tapi semua itu adalah kosong jika tanpa sosok pendukung. Yang memberikan pundaknya saat aku lelah berjuang, memberi semangat saat aku rapuh, dan di sampingku bahkan dalam keadaan terburukku.
Buat kamu yang aku maksud, aku mau kita sama-sama berjuang. Semua memang tidak mudah, tapi kalau Tuhan mau kita akan bersatu. Semua butuh proses, kita sama-sama punya prioritas dalam hidup dan ada saatnya semua yang kita perjuangan akan berbuah manis. Aku memang tidak pernah bicara banyak masalah hati, tapi yakinlah aku tidak main-main. Aku lebih suka menyebut namamu dan berbicara masalah hati dalam perbincangan panjangku bersama Tuhan. Setiap pertemuan adalah goresan baru dalam kertas putih. Dan aku berharap tak ada penghapus yang mampu menghilangkan hari-hari menyenangkan yang pernah kita lalui.
Jadi, bahagia itu sederhana. Bisa menatapmu, sedekat waktu itu, meskipun tak kau sadari, Sekarang aku paham, kamu memang berbeda, dan kamu memang pantas merenggut perhatianku tanpa sisa. Aku tau ini bodoh, terlalu banyak perasaaan asing yang mulai menguras hari-hariku dan hari-harimu. Ada banyak cerita yang sepertinya tak mampu diwujudkan lewat kata, karena terlalu rumit untuk dijelaskan. Perasaan itu berlomba-lomba merusak hati dan otakku, hingga aku malu menyebutnya… rindu.
Karena mulai nyaman pada hangat sapamu lewat pesan singkat, terlalu cepatkan jika aku menyebutnya cinta? Aku tak pernah berharap semua ini (mungkin) hanya ilusi. Aku tak percaya tentang cinta tanpa tatapan mata juga tanpa genggaman tangan yang belum saling bersentuhan. Tapi, entah mengapa, aku merasa takut kehilanganmu. Aku tau, aku tak punya apapun yang pantas kubanggakan. Namun atas semua yang terkesan maya namun terasa nyata ini; aku jatuh cinta.
Ini sudah frasa kata kesekian yang aku rangkai menjadi kalimat, dan entah mengapa sosokmu selalu berada disana. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong di hatiku. Ada sebab yang tak ku mengerti. Namun, ada banyak harapan yang tak mungkin aku bahas disini. Jika boleh meminta.. jadilah masa depanku.